Qurban 1442 H di Hari Raya Idul Adha saat Pandemi

Qurban 1442 H di Hari Raya Idul Adha saat Pandemi

Hari raya kurban serasa sudah di pelupuk mata. Sebagai seorang muslim, tentunya kita harus mempersiapkannya dengan baik. Bekali diri dengan ilmu dan teori yang benar. Agar ibadah qurban kita lebih sesuai sunah dan semakin bermakna. Ibadah kurban hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Bagi orang yang mampu melakukannya lalu ia meninggalkan hal itu, maka ia dihukumi makruh.

Tradisi Qurban di Masa Pandemic

Semangat dan komitmen umat Islam melaksanakan kurban sangat tinggi. Namun, tradisi kurban perlu ditinjau kembali. Salah satunya terkait distribusi hewan kurban yang tidak merata, di mana jumlah hewan kurban melimpah dan berlebih di masjid perkotaan dengan jemaah yang berpunya. Padahal di beberapa daerah di Indonesia masih terdapat desa-desa yang jumlah qurban nya sedikit, sehingga warga nya kurang bisa menikmati memakan daging selama idul adha secara gratis. Kurang nya perataan pembagian perlu menjadi perhatian oleh banyak orang. Selain itu di masa wabah seperti saat ini, pembagian daging tidak harus di lakukan di satu tempat sehingga warga harus mengantre, alangkah lebih baik nya jika daging qurban bisa diantarkan ke rumah-rumah warga untuk mengurangi virus penyebaran covid 19.

Keutamaan Ibadah Kurban

Dari Aisyah ra, Nabi saw bersabda, “Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada hari raya Kurban yang lebih dicintai Allah SWT dari menyembelih hewan Kurban. Sesungguhnya hewan Kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah Kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) Kurban itu.” (HR Tirmidzi).

Hikmah Kurban

Ibadah kurban disyariatkan Allah untuk mengenang Sejarah Idul Adha sendiri yang dialami oleh Nabi Ibrahim as dan sebagai suatu upaya untuk memberikan kemudahan pada hari Id, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw, “Hari-hari itu tidak lain adalah hari-hari untuk makan dan minum serta berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla.”

Tinggalkan Balasan